JURNAL REFLEKSI MINGGU KE 20, Senin- Ahad 20 - 26 September 2021

 



REFLEKSI MINGGUAN CALON GURU PENGGERAK

MINGGU KE 20, 20 September – 26 September 2021

JURNAL MINGGU KE 20


Fact ( Peristiwa)

Tanpa terasa 20 minggu sudah kegiatan PPGP saya lalu bersama rekan CGP lainnya. Dalam minggu ke 20 ini, aktivitas makin menarik dan menantang karena kami telah sampai pada kegiatan eksplorasi konsep, ruang kolaborasi pengerjaan dan presentasi serta refleksi terbimbing. Aktivitas pada eksplorasi konsep, kami dalam kelompok kecil yang baru dibuat bapak fasilitator diminta untuk mendiskusikan  bagaimana sumber daya yang ada pada masing masing sekolah kami untuk kemudian di inventaris dan disusun sebagai bahan untuk mengkaji apa saja kekuatan dan kelemahan dari setiap asset yang dimilki sekolah. Kegiatan ini sangat menarik, karena selama ini kami sebagai guru tidak pernah berfikir akan membahas asset yang dimilki sekolah, apalagi untuk menganalisa dan menyusun peta kekuatan dari asset yang ada di sekolah masing masing. Hasil diskusi kemudian kami presentasikan dalam kegiatan kolaborasi  sesi presentasi. Sungguh tak diduga ternyata setiap CGP dapat menampilkan semua asset yang dimilki sekolah untuk kemudian kita didiskusikan guna melihat kekuatan yang dimiliki setiap sekolah tersebut. Aktivitas berikutnya adalah menyusun refleksi terbimbing dengan arahan pertanyaan dalam LMS guna melihat sejauh mana pemahaman saya terhadap modul 3.2. Pada tanggal 22 September 2021, kami mendapat kesempatan untuk pendampingan dengan pengajar praktik ibu Hj Erni Rohanah MSi, bertempat di ruang BK SMPN 4 Gerung. Pada kegiatan ini diawali dengan melakukan refleksi atas keterlaksanaan kegiatan Guru Penggerak 1 bulan kebelakang. Kami CGP diminta untuk merefleksikan kemajuan dan kegiatan selama satu bulan kebelakang, guna mengetahui sejauh mana pemahaman dan penerapan dari setiap modul yang kami telah pelajari. Pada kegiatan ini kami juga melakaukan simulasi coaching dengan rekan guru sejawat dengan disaksikan ibu pengajar praktik. Aktivitas lainnya adalah menjawab beberapa pertanyaan ibu pengajar praktik seputar pemahaman saya pada modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya serta  menanyakan kendala dan kemajuan yang telah saya lakukan selama sebulan ini. Alhamdulillah, menurut rekan sejawat saya bapak Septi Rosyidi, beliau merasa nyaman melakukan coaching dengan saya, ini menjadi penyebar semangat baru untuk saya terus berlatih dengan ketrampilan coaching yang saya miliki. Aktiviats minggu ini diakhiri dengan kegiatan Lokakarya 5 yang lama kami nanti yang akhirnya dapat berlangsung pada hari Minggu tanggal 26 September 2021 di hotel Aruna Senggigi. Banyak pelajaran berharga yang saya dapatkan dalam kegiatan lokakarya kali ini.

Feeling ( Perasaan )

Perasaan luar biasa bercampur aduk, antara rasa senang karena mendapatkan pengetahuan  baru yang sangat bermanfaat, rasa khawatir akan bayaknya tugas yang membutuhkan perhatian, ada rasa jenuh pupus dengan menariknya isi materi modul 3.2 yaitu tentang bagaimana saya sebagai seorang guru juga harus mamapu memberdayakan dan mengelola asset yang ada di sekolah untuk peningkatan kualitas pembelajaran.  Saya sanagat berbahagia dalam kegiatan Lokakrya ini, karena dapat kesempatan bertemu, berdiskusi dan belajar dengan kelompok baru lagi  dengan berbagai pengalaman berharga dari mereka semua. Kebahgiaan saya bertambah manakala saya menyadari bahwa sejatinya saya tidak hanya bertugas mengajar, mendidik dan membing anak anak di kelas, namun saya juga memilki peran utnuk dapat mengelola sumber daya yang ada di sekolah, fan materi pada modul 3.2 ini benar-benar memebrikan penguatan dan materi baru bagi saya.

Finding ( Pembelajaran ) 

Pada modul 3.2 ini, pembelajaran yang sangat menarik yang saya dapatkan adalah tentang bagaimana sekolah sebagai sebuah ekosistem, dengan semua sumber daya yang ada akan dapat menentukan keberhasilan proses pembelajaran, meningkatakan kualitas pembelajaran dan menyediakan sekolah yang menyenangkan bagi anak selama pengelolaan sumber daya dilakukan dengan sebaik-baiknya. Jika diibaratkan sebagai sebuah ekosistem, sekolah adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup)saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis. Faktor biotik meliputi murid, kepala sekolah, guru, staf /Tenaga Kependidikan, Pengawas sekolah, orang tua dan masyarajat sekitar sekolah. Sedangkan factor abiotic meliputi keuangan dan sarana prasarana sekolah yang dapat meliputi antara lain Gedung sekolah, ruang kelas, alat penunjang pembelajaran, lahan parkir, sanitasi, penerangan ( PDAM) dan lain lain. Dalam pengelolaan sumber daya, pendekatan yang digunakan adalah Pendekatan Berbasis Aset/Kekuatan (Asset-Based Thingking), pendekatan dengan menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam kehidupan, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif, dalam pendekatan ini yang terjadi adalah menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam kehidupan, yang dituangkan dalam bentuk PKBA (Pengembangan komunitas Berbasis Aset).Suatu hal yang baru saya pahami dengan lebih dalam, karena sejatinya semua sumber daya yang ada di sekolah ternyata akan berdampak secara langsung maupun tidak langsung pada proses pembelajaran. Sementara di satu sisi Pendekatan Berbasis Kekurangan/Masalah (Deficit-Based Thinking) yang memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak bekerja, sehingga segala sesuatunya akan dilihat dengan cara pandang negatif, harus mulai di tinggalkan. Pengalaman baru bagi saya, karena selama ini kita lebih sering melihat semua dari kekurangan semata sehingga melupakan kelebihan yang sesungguhnya kita miliki dan dapat menjadi kekuatan tersendiri.

Hal menarik yang saya dapatkan adalah bahwa mulai saat ini ada baiknya kita mulai meninggalakan pola pikir yang selalu berawal dari masalah, sehingga kita hanya melihat kekurangan dalam komunitas tanpa mengingat bahwa banyak kelebihan yang kita miliki untuk dijadikan sebagai modal kekuatan. untuk menjadi seorang pemimpin, maka pengetahuan akan bagaimana mengelola sumber daya yang ada di komunitas yang kita pimpin harus terus dipelajari, dipahami dan diterapkan dengan tetap terus belajar.

Future 

Proses pengelolaan sumber daya sekolah sejatinya menjadi kewajiban bersama, karena segala sumber daya yang ada apabila dikelola dengan baik, akan memberikan dampak positif dan manfaat bagi semua anggota komunitas.  Saya harus mulai merancang strategi  untuk dapat meningkatkan kompetensi saya yang sudah berkembang dan meningkatkan kompetensi yang belum berkembang dengan segala sumber daya yang ada. Kedepannya setelah saya mempelajari  modul ini, saya akan berusaha terus untuk memanfaatkan dengan semaksimal mungkin semua sumber daya yang ada di sekolah untuk dapat , menunjang proses pembelajaran saya dan pencapaian tujuan  komunitas secara umum. Kolaborasi, Kerjasama, gotong royong antara setiap anggota komunitas dan lingkungan sekitar menjadi salah satu kunci keberhasilan yang diharapkan.  Selalau ada hal menarik, berharga dan baru dari setiap sesi guru penggerak. Semangat terus guru hebat Indonesia.


                                        



 

 

 


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.3 Penyusunan Program Berdampak Pada Murid

Elaborasi Pemahaman Modul 3.1 Pengambilan Keputusan sebagai Pengambilan Pemimpin Pembelajaran

REFLEKSI TERBIMBING MODUL 3.3 PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID