JURNAL REFLEKSI MINGGU KE 19 : " Aku dan Komunitasku" , Senin-Ahad 13-19 September 2021
Perjalanan kegiatan PPGP telah sampai pada
minggu ke 19, sebagai CGP Angkatana ke 2, banyak sekali kisah yang mewarnai
perjalanan sampai titik ini. Kadang muncul perasaan khawatir akan bisa atau
tidak mneyelesaikan semua program sesuai rencana, namun karena di setiap sesi
selalu ada hal menarik, itu menjadi semangat tersendiri untuk kembali semangat
dan bergairah. Minggu ini kegiatan yang harus saya tuntaskan adalah tentang
koneksi antar materi antara modul 3.1 dengan semua modul sebelumnya. Materi
tentang pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran adalah sebuah
materi yang terkait langsung dengan bagaimana saya sebagai seorang guru
menjalanakan peran yang tidak saja mentranfers pengetahuan, namun bagaimana
saya harus dapat mengambil sebuah keputusan atas sebuah masalah yang muncul dengan tepat
dan sebaik baiknya. Kegiatan modul 3.1 di akhiri dengan menyususn aksi nyata
yang telah saya lakukan. Kegiatan berikutnya sampailah pada modul baru 3.2
Pemimpin dalam Pengelolaan sumber Daya. Aktivitas seperti biasa diawali dengan
kegiatan Mulai dari diri. Pada bagian ini saya diminta merefleksi Kembali bagaimana
kepemimpinan kepala sekolah yang pernah saya miliki. Saya menuangkan kesan
terbaik saya tentang kepala sekolah saya, yang menurut saya sangat pantas
dijadikan tauladan. Beliau adalah sosok pemimpin yang religius, sangat santun,
menghargai rekan kerja sebagai rekan sejawat bukan bawahan, kepala sekolah yang
selalu mengingatkan kebaikan dan selalu memberi contoh bagi siapapun baik dalam
bersikap, bertutur maupun pembawaan pribadi, mampu memberi semangat dan
motivasi tiada henti. Sampai kapanpun, saya tidak pernah bisa lupakan sosok
beliau yang sangat saya kagumi.
Perasaan luar biasa bercampur aduk, antara rasa senang karena mendapatkan pengetahuan baru yang sangat bermanfaat, rasa khawatir akan banyaknya tugas yang membutuhkan perhatian, ada rasa jenuh pupus dengan menariknya isi materi tiap modul dan rasa bahagia karena dapat menyelesaikan tugas sesuai jadwal yang ditentukan. Perasaan lain yang saya rasakan adalah rasa kagum pada system LMS Guru Penggerak, yang saya rasa, dari modul 1 sampai modul 3 ini, memberikan banyak sekali hal baru yang luar biasa yang disampaikan secara runtut, sistematis dan mudah untuk dicerna. Sehingga saya merasa mendapatkan hal baru yang belum pernah saya peroleh sebelumnya baik itu di bangku perkuliahan. Secara pribadi banyak perubahan yang saya rasakan, saya mulai menerapkan beberapa tema modul dalam kehidupan saya sehari hari sebagai pribadi maupun sebagai seorang guru. Bagaimana saya harus dapat mengelola emosi, menumbuhkan empati lebih lagi, memahami perbedaan yang ada pada murid saya, mencoba membantu menuntun orang lain menemukan solusi dari masalahnya, hingga sampai pada bagaimana memberdayakan sumber daya yang ada di sekolah untuk membantun proses pembelajaran. Sungguh saya sangat bersyukur ada di dalam komunitas belajar guru penggerak ini.
Pada modul 3.2 ini, pembelajaran yang sangat menarik yang saya dapatkan adalah tentang bagaimana sekolahg sebagai sebuah ekosistem, dengan semua sumber daya yang ada akan dapat menentukan keberhasilan proses pembelajaran, selama pengelolaan sumber daya dilakukan dengan sebaik-baiknya. Jika diibaratkan sebagai sebuah ekosistem, sekolah adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup)saling berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis. Faktor biotik meliputi murid, kepala sekolah, guru, staf /Tenaga Kependidikan, Pengawas sekolah, orang tua dan masyarajat sekitar sekolah. Sedangkan factor abiotic meliputi keuangan dan sarana prasarana sekolah yang dapat meliputi antara lain Gedung sekolah, ruang kelas, alat penunjang pembelajaran, lahan parkir, sanitasi, penerangan ( PDAM) dan lain lain. Dalam pengelolaan sumber daya, pendekatan yang digunakan adalah Pendekatan Berbasis Aset/Kekuatan (Asset-Based Thingking), pendekatan dengan menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam kehidupan, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif, dalam pendekatan ini yang terjadi adalah menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam kehidupan, yang dituangkan dalam bentuk PKBA (Pengembangan komunitas Berbasis Aset). Suatu hal yang baru saya pahami dengan lebih dalam, karena sejatinya semua sumber daya yang ada di sekolah ternyata akan berdampak secara langsung maupun tidak langsung pada proses pembelajaran. Sementara di satu sisi Pendekatan Berbasis Kekurangan/Masalah (Deficit-Based Thinking) yang memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak bekerja, sehingga segala sesuatunya akan dilihat dengan cara pandang negatif, harus mulai di tinggalkan. Pengalaman baru bagi saya, karena selama ini kita lebih sering melihat semua dari kekurangan semata sehingga melupakan kelebihan yang sesungguhnya kita miliki dan dapat menjadi kekuatan tersendiri. Terdapat 7 modal sumber daya dalam sebuah komunitas, termasuk komunitas sekolah yaitu :
1. Modal
Manusia
2. Modal Sosial
3. Modal Fisik
4. Modal Lingkungan/alam
5. Modal Finansial
6. Modal Politik
7. Modal Agama
dan budaya
Ketujuh modal ini secara bersama akan
mendukung pencapaian tujuan sebuah komunitas, selama dapat dikelola dan
diberdayakan dengan cara yang tepat dan melibatakan peran serta seluruh anggota
komunitas.
Hal menarik yang saya dapatkan adalah bahwa untuk menjadi seorang pemimpin, maka pengetahuan akan bagaimana mengelola sumber daya yang ada di komunitas yang kita pimpin harus terus dipelajari, dipahami dan diterapkan dengan tetap terus belajar.
Proses pengelolaan sumber daya sekolah sejatinya menjadi kewajiban bersama, karena segala sumber daya yang ada apabila dikelola dengan baik, akan memberikan dampak positif dan manfaat bagi semua anggota komunitas. Kedepannya setelah saya mempelajari modul ini, saya akan berusaha terus untuk memanfaatkan dengan semaksimal mungkin semua sumber daya yang ada di sekolah untuk dapat , menunjang proses pembelajaran saya dan pencapaian tujuan komunitas secara umum. Kolaborasi, Kerjasama, gotong royong antara setiap anggota komunitas dan lingkungan sekitar menjadi salah satu kunci keberhasilan yang diharapkan. Selalu ada hal menarik, berharga dan baru dari setiap sesi guru penggerak. Semangat terus guru hebat Indonesia.
Mantap
BalasHapusLuar biasa
BalasHapus